Ketua Dewan Pembina Partai GolkarAburizal Bakrie angkat bicara soal sosok Sri Mulyani yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menempati posisi Menteri Keuangan.
Sri Mulyani dilantik sebagai Menteri Keuangan di Istana Negara, Rabu siang, bersamaan dengan pelantikan 11 menteri lain.
"Baik-baik saja. Sri Mulyani jelas ketokohannya dan kemampuannya," kata Aburizal di sela Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Aburizal mengaku sempat menyampaikan pada DPP Partai Golkartentang prediksinya bahwa Sri Mulyani akan kembali menduduki kursi menteri.
"Terus terang saja satu tahun lalu sudah saya sampaikan di DPP. Rasanya Sri Mulyani akan jadi menteri lagi," tutur mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Ia pun berharap masuknya Sri Mulyani ke kabinet dapat membawa angin segar bagi sektor perekonomian Indonesia.
"Tahun depan pemerintah diharapkan lebih bisa mengawasi masalah pembangunan dan ekonomi bagi rakyat. Itu yang paling penting," kata dia.
Hubungan Sri Mulyani dan Aburizal diketahui publik sempat memanas beberapa tahun lalu.
Dalam wawancaranya dengan harian bisnis The Wall Street Journal edisi Asia terbitan Kamis (10/12/2009), Sri Mulyaniterang-terangan menyebut nama Aburizal, mantan sejawatnya dalam Kabinet Indonesia Bersatu I.
"Aburizal Bakrie is not happy with me," kata Sri Mulyani.
"Saya tidak berharap seorang pun di Golkar akan adil atau baik kepada saya," tuturnya. I
a menyebutkan, pangkal ketegangan antara dirinya dan Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie, adalah saat dirinya menolak penghentian sementara saham-saham beberapa perusahaan milik keluarga Bakrie tahun lalu.
Saat itu, saham-saham keluarga Bakrie rontok, terseret anjloknya saham Bumi Resources Tbk (BUMI), salah satu perusahaan pertambangan milik Bakrie.
Selain BUMI, lima emiten lainnya adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Menurut Sri Mulyani, yang meminta penghentian perdagangan adalah Ical, panggilan Aburizal. Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham-saham Grup Bakrie mulai 7 Oktober 2008.
Waktu itu saham BUMI sempat melorot hingga Rp 425 per saham, dari sekitar Rp 8.000-an per lembar.
Sri Mulyani juga menambahkan, tahun sebelumnya pernah memberlakukan larangan bepergian kepada beberapa eksekutif perusahan tambang batu bara, termasuk kepada keluarga besar Bakrie, terkait perselisihan pembayaran royalti penjualan batu bara.
Comments