Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menggelontorkan sejumlah penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada tiga badan usaha milik daerah (BUMD) DKI.
Pemberian PMP itu dalam rangka kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan lima provinsi untuk menjaga ketahanan pangan di Jakarta.
"Anggaran kami enggak masalah dan sudah saya hitung sampai 2017," kata Basuki, seusai penandatanganan nota kesepahaman kerjasama ketahanan pangan, di Kementerian Pertanian, Jumat (13/11/2015).
Ketiga BUMD tersebut adalah PD Dharmajaya, PD Pasar Jaya, dan PT Food Station Tjipinang Jaya.
Basuki menganggarkan PMP kepada PD Dharmajaya sebesar Rp 50 miliar pada Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.
Sementara pada tahun 2017, Basuki bakal menggelontorkan PMP hingga Rp 150 miliar.
"Kami juga bisa kasih (PMP) sampai Rp 1,4 triliun kepada PT Food Station Tjipinang Jaya. Untuk menahan ketahanan beras, jagung, dan macam-macam begitu ya," kata Basuki.
Untuk PD Pasar Jaya, Pemprov DKI mengajukan PMP sebesar Rp 200 miliar pada KUA-PPAS 2016. Basuki mengaku tidak mempermasalahkan uang.
Bahkan, ia siap membeli seluruh sapi yang dipasok dari Provinsi Sulawesi Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.
Yang terpenting, lanjut dia, adalah peningkatan kesejahteraan peternak sapi di daerah.
"Jangan sampai yang untung hanya pedagang. Itu maunya Presiden. Peternak umumnya hidup di bawah garis kemiskinan, pelihara sapi setengah mati, jualnya mahal, keuntungannya enggak dia nikmati. Dengan adanya pola seperti ini dengan disediakan kapal, kami harapkan petani mendapat uang lebih baik," kata Basuki.
Rencananya Pemprov DKI akan menunjuk PT Dharmajaya untuk memotong sapi-sapi kiriman dari daerah-daerah tersebut. Kemudian menunjuk PT. Pasar Jaya untuk mendistribusikannya.
Basuki menargetkan bisa memenuhi kebutuhan daging sapi warga Jakarta hingga 30 persen. Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sebanyak enam kapal untuk mengangkut sapi-sapi tersebut dari lima provinsi.
Pemberian PMP itu dalam rangka kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan lima provinsi untuk menjaga ketahanan pangan di Jakarta.
"Anggaran kami enggak masalah dan sudah saya hitung sampai 2017," kata Basuki, seusai penandatanganan nota kesepahaman kerjasama ketahanan pangan, di Kementerian Pertanian, Jumat (13/11/2015).
Ketiga BUMD tersebut adalah PD Dharmajaya, PD Pasar Jaya, dan PT Food Station Tjipinang Jaya.
Basuki menganggarkan PMP kepada PD Dharmajaya sebesar Rp 50 miliar pada Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.
Sementara pada tahun 2017, Basuki bakal menggelontorkan PMP hingga Rp 150 miliar.
"Kami juga bisa kasih (PMP) sampai Rp 1,4 triliun kepada PT Food Station Tjipinang Jaya. Untuk menahan ketahanan beras, jagung, dan macam-macam begitu ya," kata Basuki.
Untuk PD Pasar Jaya, Pemprov DKI mengajukan PMP sebesar Rp 200 miliar pada KUA-PPAS 2016. Basuki mengaku tidak mempermasalahkan uang.
Bahkan, ia siap membeli seluruh sapi yang dipasok dari Provinsi Sulawesi Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.
Yang terpenting, lanjut dia, adalah peningkatan kesejahteraan peternak sapi di daerah.
"Jangan sampai yang untung hanya pedagang. Itu maunya Presiden. Peternak umumnya hidup di bawah garis kemiskinan, pelihara sapi setengah mati, jualnya mahal, keuntungannya enggak dia nikmati. Dengan adanya pola seperti ini dengan disediakan kapal, kami harapkan petani mendapat uang lebih baik," kata Basuki.
Rencananya Pemprov DKI akan menunjuk PT Dharmajaya untuk memotong sapi-sapi kiriman dari daerah-daerah tersebut. Kemudian menunjuk PT. Pasar Jaya untuk mendistribusikannya.
Basuki menargetkan bisa memenuhi kebutuhan daging sapi warga Jakarta hingga 30 persen. Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sebanyak enam kapal untuk mengangkut sapi-sapi tersebut dari lima provinsi.
Comments