Skip to main content

Ridwan Kamil: Saya Harap Habib Rizieq Minta Maaf ke Masyarakat Sunda

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyesali sikap pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang terkesan menghina budaya Sunda dalam ceramahnya. 

Dalam sebuah ceramah yang di-posting dalam situs jejaring sosial YouTube, Rizieq dinilai menghina budaya Sunda dengan mengganti salam "sampurasun" menjadi "campur racun". Video berdurasi 43 detik itu di-posting oleh pemilik akun bernama Muhammad Nazar pada 14 November. 

Baca: Pelesetkan Salam "Sampurasun", Habib Rizieq Dilaporkan ke Polisi.

"Saya cuma dengar berita dari Angkatan Muda Siliwangi (AMS). Tidak semestinya kultur yang ada di Nusantara dijadikan bercandaan yang tidak pada tempatnya. Kalau Habib Rizieq bercanda, ya tidak lucu," kata Emil, sapaan akrabnya, di kawasan Gedebage, Bandung, Rabu (25/11/2015). 

Sebab itu, Emil pun meminta pentolan FPI itu untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Sunda. 

"Kalau niatnya cuma buat guyon, itu bukan pada tempatnya. Jadi, saya harap Habib Rizieq meminta maaf ke masyarakat Sunda," katanya. 

Emil juga membantah bahwa salam sampurasun telah mengesampingkan salam dalam agama Islam. 

"Tidak juga, kalau pidato, ada assalamualaikum, salam sejahtera untuk Kristiani, om swastiastu buat umat Hindu. Nah, sampurasununtuk lokal. Islam kan rahmatan lil alamin. Seharusnya tetap memberi ruang hal yang baik," ucapnya. 

Emil mengatakan, sampurasun memiliki makna baik dan tidak menyimpang dari ajaran agama. 

"Sampurasun itu keberkahan untuk kita dan alam semesta. Maksudnya baik, bahasa Sunda kuno itu sama artinya denganwaalaikumsalam warahmatullohi wabarakatuhSampurasun apa jeleknya. Artinya juga sangat baik. Biasanya, ketidaktahuan melahirkan ignorance atau ketidakpedulian," ujarnya.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...