Skip to main content

Ruhut: #SaveKPK, Ada 'Udang di Balik Bakso' Rencana Revisi UU KPK!

DPR bersepakat dengan pemerintah segera merevisi Undang-Undang KPK yang pembahasannya dipercepat dimulai akhir tahun ini. Anggota Komisi III asal Fraksi Demokrat Ruhut Sitompul menolak rencana revisi itu.

"Saya tidak setuju, karena bagi saya saat melahirkan UU KPK di era Bu Mega tahun 2002, waktu itu hati kita sangat bersih, tidak ada udang di balik bakso. Kita perlu ada lembaga yang lahir dari semangat reformasi, jadi dikasih hak khusus kepada KPK," ucap Ruhut di gedung DPR, Jakarta, Senin (30/11/2015).

Namun semangat menyusun UU KPK kala itu, kata Ruhut justru berkebalikan saat komisi III mendorong revisi UU KPK tahun ini. Beberapa masalah pun dimunculkan, salah satunya memperketat penyadapan KPK harus seizin pengadilan.

"Kalau bicara penyadapan, kalau bicara di jalan hukum kenapa musti takut?" kata Ruhut.

Kemudian soal mencabut hak penuntutan dari KPK dan evaluasi kewenangan KPK yang tidak bisa menerbitkan SP3. Padahal, UU KPK yang sekarang masih relevan bahkan pimpinan KPK menilai belum perlu revisi itu.

"Bagi saya kenapa Partai Demokrat tetap #SaveKPK dari 2002 lahirkan KPK, saya advokat 35 tahun, siapapun dia Batman, Superman advokatnya, setiap diproses KPK menjadi tersangka, tersangka jadi terdakwa, dan terdakwa pasti jadi terpidana," papar Ruhut soal kinerja KPK.

"Undang-Undang KPK sekarang masih sesuai, tapi mereka (komisi III) maunya direvisi. Itu yang nanti kalau voting aku kalah," ujar politisi Demokrat itu.

Karena itu Ruhut menyebut revisi UU KPK yang disebut untuk menguatkan KPK, justru ada 'udang di balik bakso'. Yaitu keinginan melemahkan KPK. "Kita masih sangat butuh KPK. Kenapa? Karena korupsi bukan berkurang justru makin bertambah!" tegas politisi asal Sumut itu. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...