Skip to main content

Karpet Merah Setya Novanto, Pamdal Bentak Politikus NasDem

 Inisiator mosi tak percaya dari Fraksi NasDem, Teuku Taufiqulhadi, mengatakan anggota Pengamanan Dalam (Pamdal) Dewan Perwakilan Rakyat yang bertugas di lobi utama pernah berteriak dan membentak dirinya. Alasannya, saat itu Taufiqulhadi berjalan di atas karpet merah yang membentang dari pintu utama ke lift yang khusus diperuntukan bagi Ketua DPR Setya Novanto.

"Padahal Pamdal tahu saya anggota dewan," kata Taufiqulhadi saat dihubungi, Kamis, 26 November 2015. "Dari situ bisa dilihat kalau perintah karpet itu hanya untuk Ketua DPR sangat keras sekali."

Sejak menjadi pimpinan Parlemen Senayan, Setya memang memasang karpet panjang dari muka pintu utama, tempat dia biasa turun dari mobil dinas. Karpet tersebut menjulur hingga lift dan menyambung hingga depan ruang kerja Ketua DPR. Setiap harinya lebih dari tiga Pamdal kerap berjaga di loby utama. Beberapa saat tertentu jalur karpet merah tersebut bahkan dipagari oleh pembatas portable.

"Sikap yang seperti ini mana bisa jadi pimpinan DPR," kata Taufiqulhadi.

Kasus karpet merah menjadi satu dari enam daftar dosa etik Setya yang disebar para inisiator ke 10 fraksi di Parlemen Senayan. Empat inisiator mosi mulai bergerilya menggalang dukungan yang mampu menunjukan representasi dari seluruh fraksi. Aksi ini juga akan menggandeng kelompok masyarakat yang sebelumnya sudah menyuarakan pencopotan Setya dari kursi Ketua DPR.

Selain Taufiqulhadi, tiga inisiator lainnya adalah Adian Napitupulu dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Inas Nasrullah Zubir dari Fraksi Hanura, dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Arifin Hakim Toha. Penggalangan dukungan akan berlangsung selama dua minggu dan ditutup aksi final sebelum masa reses mendatang.  

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...