Skip to main content

Ahok Siap Wujudkan Mimpi JK Bangun Lapangan Bola Seperti di London

Wapres Jusuf Kalla ingin ada lapangan bola nan luas dan asri di Kemayoran, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
siap mewujudkannya dengan membangun lapangan bola seperti yang ada di London.

Pembangunan lapangan bola menjadi salah satu bahasan pembicaraan saat Ahok menyambut kedatangan Wapres Jusuf Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma, pada Minggu 30 Agustus. Tidak hanya Ahok, hadir juga dalam kesempatan itu Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

"Ya saya nyambut cuma ngobrol-ngobrol saja. Itu kita mau bikin (lapangan bola) itu nanti kita sampaikan. Lapangan bola tuh kayak gini, kayak di London. Yang di Kemayoran, Jakarta Pusat, Pak JK ingin bikin lapangan bola kan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (31/8/2015).

Ahok menyebut di London terdapat 8 lapangan bola ukuran standar. Sedangkan di Stadion BMW hanya ada 4 lapangan bola. Oleh karena itu, Ahok ingin menambah jumlah lapangan bola di Kemayoran seluas 11,5 hektar.

"Di Taman BMW ini cuma 4 (lapangan bola). Kalau yang di Kemayoran bisa berapa puluh (lapangan bola)," terangnya.

Ahok mengatakan bekas lapangan golf di Kemayoran bisa dialihfungsikan jadi lapangan sepak bola. Dengan begitu, kata Ahok, apabila nanti Wisma Atlet yang nantinya dalam jangka panjang bisa diperuntukkan sebagai rumah susun (rusun) bisa diadakan turnamen sepakbola antar anak-anak.

"Jadi kita betul-betul ingin nanti di Kemayoran yang bekas lapangan golf itu (dijadikan) banyak lapangan bola kaki standar. Jadi nanti anak-anak rusun mau bikin kalau keburu September bikin turnamen anak-anak rusun. Jadi kita agak terinspirasi kayak di Brasil," sambung Ahok.

"Jadi anak-anak pemain (bola profesional) bila itu dari kampung sebetulnya. Apalagi kita dapat sumbangan bola dari FIFA, kita harus bikin seperti itu. Bikin rusun yang banyak di Kemayoran dan mereka olah raga langsung di lapangan bola. Kita nggak usah pikir olah raga macam-macam lah dari dulu main bola kaki saja. Jadi itu yang mau dilakukan," pungkasnya. 

Sejumlah pemukiman di kawasan Jakarta Utara (Jakut) seperti Muara Angke dan sebagainya harus membeli air bersih ke penjual air, karena air di sana tak layak konsumsi. Atas masalah ini Ahok sudah mengirim surat ke DPRD untuk meminta agar pemasangan pipa air untuk warga tidak mampu hanya dikenakan Rp 1.050 dengan batas 10 meter kubik setiap bulannya.

"Tanggapan saya, saya sudah kirim surat ketiga kepada DPRD bahwa lebih baik (warga kurang mampu bayar) Rp 1.050 dan dibatasi 10 (meter) kubik," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (31/8/2015).

Ahok pun telah memerintahkan kepada Dirut PT PAM Jaya yang baru, Erlan Hidayat yang menggantikan Sri Widayanto Kaderi untuk bekerjasama atau mengakuisisi dua operator penyedia air bersih yaitu PT Palyja (yang mengelola wilayah bagian Barat Jakarta) dan PT Aetra (yang mengelola air wilayah bagian Timur Jakarta). Dengan begitu, pemasangan pipa air untuk warga Ibu Kota yang tidak mampu bisa dilakukan gratis.

Selain itu, setiap bulannya pembayaran air per kubiknya juga bisa disubsidi agar semua warga DKI bisa memperoleh air bersih. Selama ini yang terjadi, warga kurang mampu di Ibu Kota harus membayar pemasangan pipa air bersih seharga Rp 25-30 ribu. Hal ini menyebabkan tidak semua orang bisa mendapat air bersih.

"Nanti semua orang yang disambungin pipa PAM itu enggak perlu bayar. Yang penting dia bayar air per kubiknya harus di subsidi. (Selama ini) Mereka beli air Rp 25-30 ribu dan itu mahal. Itu yang akan kita kerjakan," urainya.

"Tahun depan baru akan terasa," pungkasnya. Ahok juga sudah berkali-kali menegaskan pihaknya harus mengakuisisi dua perusahaan pengelola air bersih milik Inggris dan Prancis yang ada di Jakarta. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...