Skip to main content

Pemprov DKI Jelaskan Alasan Dana Bansos dan Hibah DKI yang Besar

Wakil Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Michael Rolanda yang tergabung dalam Tim Anggaran Pendapatan Daerah (TAPD) menjelaskan alasan pengalokasian dana hibah dan bantuan sosial DKI yang besar untuk tahun 2016. 

Hal itu dia jelaskan dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 bersama Badan Anggaran DPRD DKI. 

"Kenapa dana hibah dan bansos kita besar, Pak? Karena memang itu merupakan pemenuhan ketentuan peraturan yang ada. Jadi, beberapa kewajiban Pemprov DKI, seperti bantuan operasional sekolah, aturannya memang harus dianggarkan di bansos dan hibah," ujar Michael di Gedung DPRD DKI, Senin (31/8/2015).

Michael pun menjelaskan untuk tahun anggaran 2016, sudah ada 242 lembaga yang menyerahkan proposal untuk meminta bantuan sosial dan hibah dari DKI. Total anggaran dari semua proposal yang diajukan adalah Rp 4,78 triliun. 

Akan tetapi, TAPD telah menyortir kembali sehingga jumlah proposal dari lembaga yang disetujui TAPD kini berjumlah 236 lembaga. Anggarannya pun turun menjadi Rp 4,51 triliun.

Salah satu dari lembaga prioritas yang akan menerima dana bansos dari Pemprov DKI adalah KPU DKI, yang mengajukan dana sebesar Rp 487 miliar. Michael mengatakan, hal tersebut terkait dengan persiapan pemilihan gubernur tahun 2017 nanti.

Selain KPU, ada pula KONI yang mengajukan dana sebesar Rp 338 miliar. Hal ini berkaitan dengan persiapan mereka menghadapi PON. Pemprov DKI juga memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan sosial kepada penghasilan guru. 

Michael mengatakan, rincian dana hibah dan bansos dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2016 ini sebenarnya pun tidak jauh berbeda dengan APBD 2015. 

"Untuk anggaran 2015, sebenarnya sama saja komponennya, hanya jumlah penerima hibah saja yang berbeda," ujar Michael.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...