Skip to main content

Amir Syamsuddin: Tantangan di Era SBY Lebih Berat dari Jokowi

 Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menilai sepuluh tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memiliki tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan era Joko Widodo-Jusuf Kalla saat ini. Alasannya, dia menilai pemerintah saat ini didukung baik oleh partai politik.
Sebaliknya, saat sepuluh tahun pemerintahan dulu, dia menilai baik partai politik kerap menyerang pemerintah SBY.
"Sepuluh tahun di era SBY, tantangannya jauh lebih berat dari pemerintah sekarang," kata Amir saat berdiskusi dengan media massa, di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (29/8/2015).
Amir mengakui, saat ini partai politik pendukung pemerintah di parlemen berjumlah lebih sedikit daripada partai oposisi dan partai penyeimbang. Namun, setiap partai memiliki sikap yang jelas.
Sementara saat era SBY dulu, partai yang berposisi sebagai pendukung pemerintah justru sering bersikap layaknya partai oposisi.
"Sangat tidak jelas garis siapa yang mendukung dan siapa yang oposisi," keluh Menteri Hukum dan HAM di era SBY ini.
Amir menambahkan, selain parpol, Jokowi juga diuntungkan oleh dukungan dari media massa. Dia melihat saat ini media massa banyak mendukung kebijakan pemerintah. Sebaliknya, di era SBY, media kerap menyerang pemerintahan.
Dia mencontohkan saat kasus skandal bail out Bank Century terkuak. Saat itu, banyak kesan yang muncul di media massa bahwa kerugian negara yang timbul dari kasus Century diambil untuk keuntungan Demokrat.
"Menurut saya pemerintah sekarang lebih beruntung," ucap Amir.
Dengan kondisi yang mendukung seperti saat ini, Amir menilai pemerintah seharusnya bisa mengatasi berbagai permasalahan politik, sosial dan ekonomi yang terjadi.
Pelemahan ekonomi yang kini dialami Indonesia merupakan bagian dari siklus pelemahan yang dialami setiap negara. Tak hanya Indonesia, negara super power sekelas Amerika Serikat pun, juga mengalami siklus pelemahan yang sama.
"Setiap ekonomi bisnis itu ada siklusnya. Kalau kita siklus pelemahannya setiap tujuh tahunan. Amerika itu tujuh sampai 10 tahunan," kata Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Presiden Purbaya Yudhi Sadewa saat diskusi bertajuk Paket Mujarab Anti Lesu di Jakarta, Sabtu (29/8/2015).
Meski mengalami pelemahan, menurut Yudhi, Indonesia belum masuk ke dalam fase kritis seperti yang terjadi pada 1998 lalu. Sebab, sejak dilantik pada Oktober 2014 lalu, Presiden Joko Widodo telah mengetahui adanya kemungkinan pelemahan ekonomi. Sehingga, sejumlah langkah antisipasi pun telah dilakukan.
"Saat ini kita sedang mencoba menciptakan titik balik ekonomi agar ke depan dapat tumbuh dengan baik," ujarnya.
Beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah untuk menguatkan kondisi perekonomian, di antaranya menjaga daya beli masyarakat, menggelontorkan Program Simpanan Keluarga Sejahtera dan berupaya mempercepat penyerapan anggaran.

"Soal daya beli ini kita memang agak meleset di daging kemarin," ujarnya.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...