Skip to main content

Ahok Terima 3 Lahan Warga Cipete untuk Proyek MRT

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyambangi kantor Wali Kota Jakarta Selatan siang ini. Kedatangannya ini dalam rangka serah terima pembebasan lahan untuk proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta Selatan.

"Saya atas nama Pemprov mengucap terima kasih untuk warga yang rela melepas aset dan bangunannya karena Jakarta nggak ada pilihan untuk pembangunan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2015).

Dalam sebuah ruangan di lantai dasar kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Ahok menemui tiga warga yang duduk di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Mereka menyerahkan 3 bidang tanah atas nama pemilik lahan Itawati Hanidi.

Dalam kesempatan itu Ahok didampingi oleh Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi dan Dirut PT MRT Jakarta Dono Bustami. Setelah sepakat menyerahkan lahannya, Ahok menyerahkan tiga bukti sertifikat pembelian tanah dengan masing-masing seharga Rp 3.481.545.100, Rp 7.914.403.900 dan Rp 3.961.659.160.

Adapun total jumlah yang dibayar Pemprov kepada tiga warga itu kurang lebih Rp 15 miliar. Pembayaran itu pun dilakukan melalui transfer bank.

Ahok mengapresiasi mereka yang mau memberikan lahannya untuk pembangunan proyek MRT meskipun memiliki lahan usaha berupa bengkel di atas sana. Sebab menurut mantan Bupati Belitung Timur itu tidak mungkin lagi proyek MRT ditunda sementara negara lain sudah lama maju moda transportasinya.

"Kita sangat menghargai dan berterima kasih untuk warga yang rela melepas tanah meski di atasnya ada bangunan usaha mereka. Tidak mudah loh. Kita juga tidak mungkin tunda pembangunan MRT," sambungnya.

Bagi warga yang hingga kini belum menjual lahannya untuk proyek MRT, Ahok akan mengambil langkah konsinyasi ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Sehingga, warga akan mengambil uang ganti rugi seharga pasar (appraisal) dari Pemprov.

"Buat yang belum mau (serahkan tanahnya ke Pemprov) ya sudah kita konsinyasi saja ke pengadilan tinggi," tutup Ahok.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...