Lantai dasar di sejumlah blok yang ada di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Waduk Pluit atau Rusunawa Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, akan "disulap" menjadi unit rusun sementara.
Lantai dasar yang seharusnya berstatus fasilitas umum ini dibangun atas permintaan warga penertiban Waduk Pluit yang menolak ditempatkan di rusun lain.
"Betul, itu sedang dibangun buat 105 KK (kepala keluarga) dari Waduk Pluit. Huniannya bersifat sementara," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Wilayah 1 (Jakarta Utara) Abdurahman Anwar, Sabtu (29/8/2015) siang.
Anwar menjelaskan, permintaan 105 KK tersebut sudah disampaikan sejak bulan Februari 2015. Permintaan tersebut diakui Anwar sudah diteruskan kepada Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan telah disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Pembangunan hunian di lantai dasar itu juga sudah berlangsung sebulan lebih. Karena bersifat sementara, ke depannya, tempat yang mereka huni di lantai dasar Rusunawa Muara Baru akan dijadikan kios. Kios tersebut bisa disewa oleh penghuni rusun sebagai tempat usaha.
Pembangunan 105 unit rusun di lantai dasar ini sesuai dengan jumlah KK yang akan menempati, menggunakan anggaran CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Tapi, saya enggak tahu perusahaannya apa saja. Yang pasti, anggarannya sudah ada, tinggal tunggu selesai dibangun," tutur Anwar. (Baca: Lantai Dasar Jadi Hunian, Warga Rusun Muara Baru Parkir Kendaraan di Jalan)
Pantauan Kompas.com di lokasi, lantai dasar yang dibangun menjadi hunian ada di blok-blok rusun baru, yang baru dibangun dan ditempati dari tahun 2014.
Rusunawa Muara Baru memiliki 12 blok rusun, dengan delapan blok rusun baru dan empat blok rusun lama yang dibangun sejak tahun 2009. Dalam satu blok rusun, ada 100 unit rusun dengan rincian lima lantai untuk unit rusun dan satu lantai dasar yang seharusnya dikosongkan.
Lantai dasar tersebut berfungsi sebagai tempat berjualan, lahan parkir kendaraan, dan tempat warga rusun melangsungkan berbagai kegiatan. Pada hari ini, sejumlah pekerja bangunan juga terlihat masih membangun hunian di lantai dasar rusun.
Bentuk hunian ada yang masih baru disekat dengan susunan batu bata, ada juga yang sudah berbentuk ruangan berdinding semen.
Sejumlah blok di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Waduk Pluit atau Rusun Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dibangun untuk hunian bagi 105 kepala keluarga (KK) dari Waduk Pluit.
Biasanya, tempat di lantai dasar rusun difungsikan sebagai fasilitas umum (fasum). Dengan adanya pembangunan itu, warga terpaksa tidak bisa memanfaatkan lahan itu sebagaimana mestinya.
Dion (34), yang memiliki sepeda motor, biasanya memarkirkan kendaraannya di lantai dasar rusun. Akibat ada pembangunan dan banyaknya material seperti pasir dan semen, Dion terpaksa memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan.
"Dari sebulan kemarin, banyak tukang mulai bangun-bangun di sini. Saya juga bingung bangun buat apaan. Mau enggak mau parkir di luar saja, agak repot sih tapinya," kata Dion, Sabtu (29/8/2015).
Pinggir jalan di dalam kompleks Rusun Muara Baru hanya selebar tiga meter. Jika banyak kendaraan parkir di jalan yang dekat dengan unit rusun miliknya, itu akan menutupi badan jalan dan menyulitkan akses keluar-masuk pengendara lainnya.
Warga lainnya, Septi (42), menyayangkan pembangunan hunian di lantai dasar Rusun Muara Baru. Sebab, tempat biasa yang dia dan warga lain gunakan untuk bercengkerama kini sudah disekat dan dijadikan tembok untuk hunian.
"Kumpulnya dulu mah di situ-situ juga. Sekarang paling duduk-duduknya di dekat pintu keluar sini. Namanya kalau ada bangun-bangun juga pasti banyak debunya ya, ya begini deh kondisinya," tutur Septi.
Pantauan Kompas.com di lokasi, lantai dasar yang dibangun menjadi hunian ada di blok-blok rusun baru, yang baru dibangun dan ditempati dari tahun 2014. Rusunawa Muara Baru memiliki 12 blok rusun, dengan delapan blok rusun baru dan empat blok rusun lama yang dibangun sejak tahun 2009.
Dalam satu blok rusun, ada 100 unit rusun dengan rincian lima lantai untuk unit rusun dan satu lantai dasar yang seharusnya dikosongkan. Lantai dasar tersebut berfungsi sebagai tempat berjualan, lahan parkir kendaraan, dan tempat warga rusun melangsungkan berbagai kegiatan.
Hari ini, sejumlah kuli bangunan juga terlihat masih membangun hunian di lantai dasar rusun. Bentuk hunian ada yang masih baru disekat dengan susunan batu bata. Ada juga yang sudah berbentuk ruangan dan dindingnya sudah disemen.
Lantai dasar yang seharusnya berstatus fasilitas umum ini dibangun atas permintaan warga penertiban Waduk Pluit yang menolak ditempatkan di rusun lain.
"Betul, itu sedang dibangun buat 105 KK (kepala keluarga) dari Waduk Pluit. Huniannya bersifat sementara," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Wilayah 1 (Jakarta Utara) Abdurahman Anwar, Sabtu (29/8/2015) siang.
Anwar menjelaskan, permintaan 105 KK tersebut sudah disampaikan sejak bulan Februari 2015. Permintaan tersebut diakui Anwar sudah diteruskan kepada Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan telah disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Pembangunan hunian di lantai dasar itu juga sudah berlangsung sebulan lebih. Karena bersifat sementara, ke depannya, tempat yang mereka huni di lantai dasar Rusunawa Muara Baru akan dijadikan kios. Kios tersebut bisa disewa oleh penghuni rusun sebagai tempat usaha.
Pembangunan 105 unit rusun di lantai dasar ini sesuai dengan jumlah KK yang akan menempati, menggunakan anggaran CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Tapi, saya enggak tahu perusahaannya apa saja. Yang pasti, anggarannya sudah ada, tinggal tunggu selesai dibangun," tutur Anwar. (Baca: Lantai Dasar Jadi Hunian, Warga Rusun Muara Baru Parkir Kendaraan di Jalan)
Pantauan Kompas.com di lokasi, lantai dasar yang dibangun menjadi hunian ada di blok-blok rusun baru, yang baru dibangun dan ditempati dari tahun 2014.
Rusunawa Muara Baru memiliki 12 blok rusun, dengan delapan blok rusun baru dan empat blok rusun lama yang dibangun sejak tahun 2009. Dalam satu blok rusun, ada 100 unit rusun dengan rincian lima lantai untuk unit rusun dan satu lantai dasar yang seharusnya dikosongkan.
Lantai dasar tersebut berfungsi sebagai tempat berjualan, lahan parkir kendaraan, dan tempat warga rusun melangsungkan berbagai kegiatan. Pada hari ini, sejumlah pekerja bangunan juga terlihat masih membangun hunian di lantai dasar rusun.
Bentuk hunian ada yang masih baru disekat dengan susunan batu bata, ada juga yang sudah berbentuk ruangan berdinding semen.
Sejumlah blok di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Waduk Pluit atau Rusun Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dibangun untuk hunian bagi 105 kepala keluarga (KK) dari Waduk Pluit.
Biasanya, tempat di lantai dasar rusun difungsikan sebagai fasilitas umum (fasum). Dengan adanya pembangunan itu, warga terpaksa tidak bisa memanfaatkan lahan itu sebagaimana mestinya.
Dion (34), yang memiliki sepeda motor, biasanya memarkirkan kendaraannya di lantai dasar rusun. Akibat ada pembangunan dan banyaknya material seperti pasir dan semen, Dion terpaksa memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan.
"Dari sebulan kemarin, banyak tukang mulai bangun-bangun di sini. Saya juga bingung bangun buat apaan. Mau enggak mau parkir di luar saja, agak repot sih tapinya," kata Dion, Sabtu (29/8/2015).
Pinggir jalan di dalam kompleks Rusun Muara Baru hanya selebar tiga meter. Jika banyak kendaraan parkir di jalan yang dekat dengan unit rusun miliknya, itu akan menutupi badan jalan dan menyulitkan akses keluar-masuk pengendara lainnya.
Warga lainnya, Septi (42), menyayangkan pembangunan hunian di lantai dasar Rusun Muara Baru. Sebab, tempat biasa yang dia dan warga lain gunakan untuk bercengkerama kini sudah disekat dan dijadikan tembok untuk hunian.
"Kumpulnya dulu mah di situ-situ juga. Sekarang paling duduk-duduknya di dekat pintu keluar sini. Namanya kalau ada bangun-bangun juga pasti banyak debunya ya, ya begini deh kondisinya," tutur Septi.
Pantauan Kompas.com di lokasi, lantai dasar yang dibangun menjadi hunian ada di blok-blok rusun baru, yang baru dibangun dan ditempati dari tahun 2014. Rusunawa Muara Baru memiliki 12 blok rusun, dengan delapan blok rusun baru dan empat blok rusun lama yang dibangun sejak tahun 2009.
Dalam satu blok rusun, ada 100 unit rusun dengan rincian lima lantai untuk unit rusun dan satu lantai dasar yang seharusnya dikosongkan. Lantai dasar tersebut berfungsi sebagai tempat berjualan, lahan parkir kendaraan, dan tempat warga rusun melangsungkan berbagai kegiatan.
Hari ini, sejumlah kuli bangunan juga terlihat masih membangun hunian di lantai dasar rusun. Bentuk hunian ada yang masih baru disekat dengan susunan batu bata. Ada juga yang sudah berbentuk ruangan dan dindingnya sudah disemen.
Comments