Jakarta -Pada 1970-1980 bisnis primadona yang mendorong ekonomi Indonesia adalah minyak dan gas, lalu di 1985-1997 berubah menjadi manufaktur, dan 1997 manufaktur hilang karena krisis moneter, baru pulih 2004-2005 dengan bisnis primadona baru komoditas. Selanjutnya apa?
Bisnis komoditas memang sempat booming di Indonesia pasca 2005. Harga-harga komoditas naik, seperti batu bara, tambang, dan sawit. Tapi sekarang komoditas anjlok dan memunculkan perlambatan ekonomi baru. Setelah itu bisnis apa yang akan muncul?
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, sektor infrastruktur akan menjadi bisnis primadona baru ke depan di Indonesia.
"Ini apakah pembangkit listrik atau bandara. Pelabuhan juga karena jumlahnya di Indonesia kurang. Belum lagi jalan tol yang masih kurang. Jadi infrastruktur bisa jadi bisnis luar biasa. Akan ada BUMN mencorong karena infrastruktur, seperti Angkasa Pura, Pelindo, Jasa Marga, atau PLN," ujarnya.
Kedua adalah industri manufaktur berbasis sumber daya alam, baik itu mengolah hasil pertanian atau pertambangan.
"Seperti turunan minyak sawit (CPO) yang saat ini kita bersaing dengan Malaysia untuk hilirisasi," imbuh Bambang.
Kemudian pengolahan tambang bauksit, pasir besi, hingga nikel yang masih belum berkembang di Indonesia.
"Industri otomotif juga bisa, produksi sudah besar, ongkos produksi kecil dan sudah ekspor," kata Bambang.
(dnl/dnl)
Bisnis komoditas memang sempat booming di Indonesia pasca 2005. Harga-harga komoditas naik, seperti batu bara, tambang, dan sawit. Tapi sekarang komoditas anjlok dan memunculkan perlambatan ekonomi baru. Setelah itu bisnis apa yang akan muncul?
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, sektor infrastruktur akan menjadi bisnis primadona baru ke depan di Indonesia.
"Ini apakah pembangkit listrik atau bandara. Pelabuhan juga karena jumlahnya di Indonesia kurang. Belum lagi jalan tol yang masih kurang. Jadi infrastruktur bisa jadi bisnis luar biasa. Akan ada BUMN mencorong karena infrastruktur, seperti Angkasa Pura, Pelindo, Jasa Marga, atau PLN," ujarnya.
Kedua adalah industri manufaktur berbasis sumber daya alam, baik itu mengolah hasil pertanian atau pertambangan.
"Seperti turunan minyak sawit (CPO) yang saat ini kita bersaing dengan Malaysia untuk hilirisasi," imbuh Bambang.
Kemudian pengolahan tambang bauksit, pasir besi, hingga nikel yang masih belum berkembang di Indonesia.
"Industri otomotif juga bisa, produksi sudah besar, ongkos produksi kecil dan sudah ekspor," kata Bambang.
Comments