Pemprov DKI Jakarta menandatangani perjanjian hibah daerah penyelenggaraan Pilkada 2017 dengan Bawaslu dan KPUD. Dalam sambutannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) berpesan agar KPUD bersikap netral.
"Saya sudah berpolitik dari tahun 2003 ikut partai baru, panitia angaran, ikut pilkada langsung. Saya juga ikut pilkada langsung gubernur 2007. Bagaimana dulu semua pengurus KPU juga pengurus Ormas Bapindo," kata Ahok di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/5/2016).
Kemudian Ahok melanjutkan ceritanya bagaimana lawan politiknya ketika itu masih berkampanye di masa tenang. Namun penyelenggara Pilkada setempat tak menganggap itu sebagai pelanggaran.
Ahok tak bercerita tentang daerah mana yang dimaksud. Tetapi Ahok merupakan mantan Bupati Belitung Timur pada tahun 2005-2006 dan menjadi cagub Bangka Belitung pada tahun berikutnya namun tak berhasil.
"Kalau saya cerita masa itu hampir yang KTP non-muslim tidak dikasih hak pilih. Saya cerita banyak di Komisi II lalu apa? Besok mau pemilihan, itu ditarik kartu-nya," imbuh dia.
Kemudian dia juga mengetahui praktik jual beli suara, terutama pada pilkada di daerah. Ahok lalu berkata, dia mengadukan semua temuannya ke MA.
"Ada lagi TPS yang dia pinjem suaranya. Bukan fitnah, karena semua saya bawa ke MA. Sempat diperiksa di MA. Cuma kata MA ini bukan wilayahnya. Tapi tendensi untuk kecurangan itu besar. Oknum KPUD juga bisa jual beli suara. Saya sudah mimpin 6.000 suara, tapi setelah itu malah keadaan terbalik. Nah saya punya hati ingin buktikan ini. Menang kalah bikan urusan kita," kata Ahok.
Siapa pun jadi Gubernur DKI, kata Ahok, jangan sampai isu SARA dan fitnah yang disebar. Ahok kemudian berkata merasa difitnah oleh pihak yang menyebut dirinya barter dengan pengembang dan mendapat dana untuk tertibkan Kalijodo.
"Saya tahu persis permainan suara. Saya pernah kumpulkan partai-partai kecil," pungkas Ahok.
Setelah itu Ahok menandatangani perjanjian hibah senilai Rp 478 miliar dengan KPUD dan 98 miliar dengan Panwaslu.
"Saya sudah berpolitik dari tahun 2003 ikut partai baru, panitia angaran, ikut pilkada langsung. Saya juga ikut pilkada langsung gubernur 2007. Bagaimana dulu semua pengurus KPU juga pengurus Ormas Bapindo," kata Ahok di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/5/2016).
Kemudian Ahok melanjutkan ceritanya bagaimana lawan politiknya ketika itu masih berkampanye di masa tenang. Namun penyelenggara Pilkada setempat tak menganggap itu sebagai pelanggaran.
"Kalau saya cerita masa itu hampir yang KTP non-muslim tidak dikasih hak pilih. Saya cerita banyak di Komisi II lalu apa? Besok mau pemilihan, itu ditarik kartu-nya," imbuh dia.
Kemudian dia juga mengetahui praktik jual beli suara, terutama pada pilkada di daerah. Ahok lalu berkata, dia mengadukan semua temuannya ke MA.
"Ada lagi TPS yang dia pinjem suaranya. Bukan fitnah, karena semua saya bawa ke MA. Sempat diperiksa di MA. Cuma kata MA ini bukan wilayahnya. Tapi tendensi untuk kecurangan itu besar. Oknum KPUD juga bisa jual beli suara. Saya sudah mimpin 6.000 suara, tapi setelah itu malah keadaan terbalik. Nah saya punya hati ingin buktikan ini. Menang kalah bikan urusan kita," kata Ahok.
Siapa pun jadi Gubernur DKI, kata Ahok, jangan sampai isu SARA dan fitnah yang disebar. Ahok kemudian berkata merasa difitnah oleh pihak yang menyebut dirinya barter dengan pengembang dan mendapat dana untuk tertibkan Kalijodo.
"Saya tahu persis permainan suara. Saya pernah kumpulkan partai-partai kecil," pungkas Ahok.
Setelah itu Ahok menandatangani perjanjian hibah senilai Rp 478 miliar dengan KPUD dan 98 miliar dengan Panwaslu.
Comments