Skip to main content

Tanggapan Pengembang Soal Reklamasi Teluk Jakarta

Tanggapan Pengembang Soal Reklamasi Teluk JakartaFoto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta -
Proyek reklamasi Teluk Jakarta tengah mengalami penundaan karena tidak memenuhinya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dalam pembangunan proyek tersebut.

Agar proyek tersebut bisa berlanjut, pemerintah berpesan kepada pengembang agar dapat mengikuti aturan yang ada. Pengembang pun berjanji akan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

"Pengembang ikut menuruti pemerintah pusat," jelas Direktur III PT Kapuk Naga Indah Nono Sampono di proyek reklamasi Teluk Jakarta, Jakarta Utara, Rabu (4/5/2016).

Pihak pengembang juga menyebutkan bahwa penggabungan Pulau C dan Pulau D nantinya akan dikeruk dan dipisahkan sejauh 300 meter.

"Kami menganut mazhab Wropa. Pulau yang terbangun kita lekatkan sementara sampai proses menguat akan kita gali. Jaraknya sampai 300 meter," ujar Nono.

Proyek reklamasi Teluk Jakarta sejatinya telah dihentikan sejak 2015. Aktivitas alat berat yang masih beroperasi di Pulau D dan Pulau C saat ini adalah proses pemadatan material pasir.

"Sebenarnya reklamasi Pulau C dan Pulau D berhenti sejak Oktober 2015. Sekarang pemataan dab pemadatan. Alat-alat proses pemadatan tidak ada pengurukan," tutur Nono.

Menyambut baik niat dari pengembang, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli berpesan agar nantinya semua lapisan masyarakat dapat hidup berdampingan di pulau-pulau reklamasi tersebut

"Saya tidak ingin Indonesia ada benteng, secara fisik dan non fisik. Artinya cuma orang kaya yang tinggal orang miskin digusur ke mana," jelas Menko Maritim Rizal Ramli.

"Ada berbagai strata sehingga lingkungan bagian dari sosial integrasi. Saya tidak ingin ada benteng-benteng," tambah Rizal.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...