Skip to main content

Djarot pesimis dicalonkan PDIP jadi cagub DKI

Djarot pesimis dicalonkan PDIP jadi cagub DKI

Sebanyak 33 orang bakal calon gubernur DKI yang mendaftar melalui PDIP, akan diseleksi menjadi hanya 5 orang. Setelah itu barulah seluruh calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP diharuskan mengikuti semacam pelatihan. Dalam sekolah tersebut akan dipaparkan materi menyoal seputar reformasi birokrasi. Setelah semua proses dijalani, hasil penjaringan akan disodorkan ke petinggi PDIP.
Kepala Bidang Organisasi dan Pengkaderan DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat tidak dapat memastikan dirinya bakal terpilih sebagai calon gubernur yang diusung PDIP. Mengingat proses yang harus dilalui masing-masing bakal calon berujung pada restu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Assessment itu kan peraturan partai berlaku di seluruh Indonesia dan sudah berjalan. Siapapun mendaftar dari eksternal harus ikuti. Aku saja belum tentu dicalonkan. Lihat gimana dinamika berkembang. Semua masih berpotensi," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/5).
Djarot menjelaskan, dia tidak perlu lagi melakukan proses uji kelayakan yang dilakukan DPD PDIP DKI Jakarta. Mengingat ujian serupa sudah pernah diikutinya sebelum menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Saya ini kan untuk assessment tes, psikotes sudah. Sudah setahun lalu dan kemudian eksternal harus psikotes dan wawancara. Saya kan internal jadi diskusi saja," tutup Djarot.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...