Skip to main content

Presiden Jokowi disensus ekonomi BPS di Istana

 Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin menjelaskan pihaknya sedang melakukan sensus ekonomi 2016 dalam rentang waktu 1-31 Mei. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun juga tak luput akan disensus. 

"BPS sedang melakukan pendataan, dari rumah ke rumah, usaha ke usaha, baik yang di lokasi tetap, tidak tetap, rumah tangga, dan masing-masing anggota rumah tangga juga kita tanya apakah punya usaha atau tidak. Tidak terkecuali Bapak Presiden," kata Suryamin di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/5). 

Suryamin menjelaskan sebagai salah satu bukti bahwa Presiden Jokowi akan turut disensus, salah seorang petugas BPS pun langsung menempelkan stiker sebagai tanda sensus di pintu masuk Istana Merdeka. Seperti diketahui, Jokowi memiliki usaha mebel di Solo, Jawa Tengah. 

"Tempel stiker ini merupakan bukti di istana bahwa ada Pak Presiden sudah dikunjungi untuk bukti," ujarnya. 

Suryamin menjelaskan masih tersisa 5 hari lagi untuk melakukan sensus ekonomi. Sampai saat ini, data yang dikumpulkan sudah 75 persen. Dia menjelaskan salah satu kendala dalam menyukseskan sensus adalah keterbukaan perusahaan. Padahal, lanjut Suryamin, Presiden Jokowi sudah mengingatkan agar setiap perusahaan terbuka untuk menyampaikan data. 

"Pesan Presiden, bagi yang perusahaan yang masih belum, disarankan beri data sesuai yang sebenarnya. Tidak dibesarkan, tidak dikecil-kecilkan. Data tidak ada sangkut paut sama pajak, tidak dipungut biaya," ujarnya. 

Seperti diketahui, Sensus ekonomi ini dilakukan tiap 10 tahun sekali dan bertujuan untuk mengetahui potensi ekonomi di Indonesia, di luar sektor pertanian. Sebanyak 340 ribu pekerja sensus yang terlatih dikerahkan.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...