Skip to main content

Ahok Terima Bunga dari Anak Korban Dugaan Malapraktik

Warga Jalan Ampera, Cilandak, yaitu Yanto dan anaknya Dewi berfoto bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang sudah membantu Dewi ketika sakit. (Foto: Jessi Carina/Kompas.com)
Ahok – Seperti biasa, pagi ini puluhan warga sudah menunggu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di pendopo Balai Kota DKI Jakarta. Mereka mencoba mencuri kesempatan untuk bisa berbicara sejenak dengan Gubernur yang akrab disapa Ahok tersebut.
Salah satu warga yang ikut dalam kerumunan itu adalah Yanto dan Dewi. Ayah dan anak ini menunggu Ahok sambil membawa sekuntum bunga. Mereka harus mengantre dengan warga lain agar bisa berbicara dengan Ahok.
Ketika Ahok sudah berada dalam jangkauan mereka, Dewi mendekat dan memberikan bunga yang dia pegang.
“Bapak terima kasih kami sudah dibantu. Dewi sudah sehat,” ujar Yanto kepada Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/5/2016).
“Oh ini yang waktu itu ya. Iya, iya, sehat-sehat ya,” jawab Ahok.
Mereka bertiga pun berfoto bersama. Setelah Ahok masuk ke kantornya, Yanto pun bercerita tentang musibah yang sempat menimpa putrinya, Dewi.
Ketika berusia 17 tahun, Dewi sempat mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor saat dibonceng temannya. Kecelakaan itu membuat bagian bokongnya memar.
Keluarga Dewi yang tinggal di Jalan Ampera, Cilandak, itu pun membawa Dewi ke sebuah rumah sakit. Namun, kata Yanto, penanganan di rumah sakit tersebut tidak cepat.
Dewi baru ditangani dokter setelah menunggu lebih dari 10 jam. Selain itu, Yanto menduga dokter telah memberikan obat antibiotik yang salah. Bukannya sembuh, kondisi Dewi malah semakin parah dari pertama kali dia masuk ke rumah sakit itu.
Kejadian itu berlangsung pada tahun Oktober 2014. Kondisi Dewi bertambah parah, sementara uang sudah keluar ratusan juta rupiah. Pada Juli 2015, Yanto memutuskan datang ke Balai Kota DKI untuk mengadukannya kepada Ahok.
Seperti hari ini, Yanto juga menunggu Ahok di pendopo sebelum Ahok datang ke Balai Kota. Yanto mengatakan, Ahok langsung menyuruh stafnya untuk mencatat nomor telepon Yanto setelah mendengar cerita tentang Dewi.
“Waktu itu saya kan pakai motor, motor diparkir dekat sini. Belum sampai saya ke parkiran, handphone saya sudah bunyi dari dinas katanya mau bawakan ambulans ke rumah sakit anak saya. Mau dibantu mengurus perpindahan ke RS Tarakan,” ujar Yanto.
“Coba bayangin mana ada gubernur sebagus ini, staf sebagus ini. Saya belum sampai tempat parkiran sudah ditelepon. Betapa seriusnya dia mengurus masalah warga kecil seperti ini,” kata Yanto.
Setelah mengadu kepada Ahok, akhirnya Dewi dipindahkan ke RS Tarakan. Di sana, Dewi bisa dibiayai dengan menggunakan BPJS Kesehatan. Semakin lama, kondisi Dewi semakin baik.
Saat Dewi di RS Tarakan, Ahok sempat menjenguk Dewi bersamaan dengan peresmian mesin kemoterapi di rumah sakit tersebut.
Setelah dua bulan di RS Tarakan, Dewi sudah diperbolehkan pulang. Padahal, di rumah sakit, sebelumnya Dewi sudah menginap hampir sembilan bulan.
Kini, Dewi sudah mulai bisa beraktivitas lagi. Dalam waktu dekat, dia akan segera kembali bersekolah untuk mengatasi ketertinggalannya.
Bunga yang dibawa Dewi pagi ini spesial disiapkan untuk Ahok yang sudah membantu Dewi mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...