Skip to main content

Dishubtrans DKI Buat Marka Kuning Sebagai Batas Mikrolet 44 Ngetem

Dishubtrans DKI Buat Marka Kuning Sebagai Batas Mikrolet 44 NgetemJalur mengetem khusus/ Foto: Nathania Riris Michico/detikcom

Aksi demo dan blokade jalan yang dilakukan oleh sopir Mikrolet M 44 lantaran kendaraannya dirazia oleh Sudinhubtrans Jaksel sempat panas. Sebagai solusinya, Kadishubtrans DKI Andri Yansyah membuat kebijakan membuat marka atau batas untuk mikrolet menunggu penumpang agar tidak berebut dengan bus feeder.

"Kami lakukan langkah-langkah persuasif. Kita ajak pengurusnya dan kita berikan solusinya kalau tidak tertib ya kita tilang dan derek," ujar Andri dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (25/5/2016).

"Kami berikan solusi garis kuning sebagai batasan mikrolet 44 untuk menunggu penumpang. Apabila keluar garis maka akan tilang sampai derek. Agar terlihat tertib, garis kuning ini sebagai batas jika masih tidak tertib kami tindak tegas," lanjutnya.

Dalam penertiban itu Andri didampingi oleh Kasiop Sudinhubtrans Jaksel Laura Leonika Harianja. Marka yang diterapkan oleh Sudinhubtrans Jaksel berwarna kuning. Ketentuannya adalah jika mikrolet M 44 keluar dari garis kuning tersebut maka akan ditilang dan diderek agar sopirnya tertib dan mematuhi ketentuan yang telah disepakati bersama.

Setelah melakukan negosiasi dan menentukan kesepakatan, demo blokade jalan berakhir damai. Lalu lintas di sekitar Stasiun Tebet juga kembali lancar.

"Kami lakukan mediasi agar lalu lintas lancar dan feeder busway dapat beroperasi kembali, blokade dan demonstrasi 44 dapat kami akomodir aspirasinya," imbuh dia.

Seperti diketahui, Sudinhubtrans Jaksel hari ini telah menderek 10 mikrolet M 44 yang ngetem. Namun para sopir tidak terima dan melakukan aksi protes hingga menyandera 5 unit bus feeder.

"Ini sudah tidak bisa diberikan toleransi karena seperti terminal bayangan dan ngetem di bawah rambu, maka kami tindak tegas biar jera," ujar Kasudinhubtrans Jaksel Cristianto. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...