Skip to main content

Ahok: Mayoritas Anggota DPRD yang Sekarang Tak Tahu Prioritas Pemrov DKI

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) batal membeli sebagian lahan RS Sumber Waras di Jakarta Barat. Padahal pembelian tersebut sudah melalui pembahasan dengan DPRD dalam KUA PPAS.

"Di Jakarta Barat kita nggak punya rumah sakit makanya saya mau beli RS Sumber Waras yang sentimen. Saya membeli RS Sumber Waras itu melalui KUA PPAS loh dan itu ditanda tangani saya dan Ketua DPRD lama Feri (Ferial Sofyan)," kata Ahok.

Hal ini diungkapkannya saat menggelar halalbihalal bersama pensiunan pegawai Pemprov DKI Jakarta yang tergabung dalam Paguyuban Wedatama Jaya di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Pusat, Kamis (30/7/2015). Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menilai banyak anggota dewan yang baru tidak memahami secara persis program prioritas Pemprov apa.

"DPRD yang baru sebagian besar bodoh-bodoh juga. Dia tidak lihat jelas prioritas mana yang mau kita tambah. Membeli sebagian tanah RS Sumber Waras untuk dijadikan RS Kanker," terangnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Ahok batal membeli sebagian lahan seluas 36.410 meter persegi milik RS Sumber Waras lantaran BPK RI mengeluarkan rekomendasi. Lembaga keuangan negara tersebut menilai tanah itu kemahalan, yakni mencapai Rp 191,33 miliar.

Ahok pun heran sebab pihaknya kala itu membeli tanah seharga NJOP. Menurut dia, kalau membeli seharga appraisal maka ke depannya harga NJOP tanah tersebut jadi rendah.

Pembelian tanah itu masuk dalam salah satu program prioritas Pemprov yang dimentahkan DPRD. Padahal, lanjutnya, saat dia tidak mengajukan program pendidikan dalam APBD 2014 tiba-tiba muncul pengadaan UPS karena penganggaran utama untuk program Kartu Jakarta Pintar (KJP) telah tuntas dicantumkan.

"Tidak perlu lagi ada biaya untuk program pendidikan karena KJP sudah jalan," pungkasnya. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...