Skip to main content

Kasus Korupsi Lahan Kuburan, Camat di Bekasi Ditahan

 Kejaksaan Negeri Bekasi menahan dua tersangka kasus alih fungsi lahan tempat pemakaman umum (TPU) di perumahan Bekasi Timur Regency, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Kamis, 30 Juli 2015. Tersangka ditahan setelah menjalani pemeriksaan penyidik selama lebih dari dua jam.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Bekasi Ery Syarifah mengatakan dua tersangka itu yakni Camat Bantargebang Nurtani dan bekas Lurah Sumur Batu, Sumyati. Mereka dititipkan ke Lembaga Pemasyarakatan Bulak Kapal, Bekasi, dan Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, hingga berkas mereka rampung untuk disidangkan.

"Penahanan untuk memudahkan penyidikan," kata Ery, Kamis, 30 Juli 2015. Sedangkan satu tersangka lain, Gatot Sutedja, hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Dia menghilang setelah kalah dalam sidang praperadilan atas penetapannya sebagai tersangka oleh Kejaksaan. Gatot dimasukkan ke daftar pencarian orang dua bulan lalu.

Penyidik menjerat para tersangka dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Mereka terancam penjara minimal empat tahun.

Kejaksaan Negeri Bekasi menyidik kasus peralihan lahan seluas 1,1 hektare. Di lahan itu sudah berdiri ratusan rumah, padahal statusnya masih milik pemerintah. Adapun lahan pengganti di Kampung Sumur Kramat, tak jauh dari perumahan tersebut, merupakan milik pengembang. "Seolah-olah ruislag (tukar guling)," kata Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Bekasi Ade Hermawan.

Tiga tersangka dinilai berperan aktif dalam penjualan lahan TPU kepada pengembang, sehingga lahan itu telah berubah fungsi menjadi perumahan. Kejaksaan menilai kerugian negara mencapai Rp 4 miliar. “Ketiganya patut diduga memiliki peran aktif dalam pengalihan ataupun penjualan lahan TPU,” tutur Ade.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...