Skip to main content

Melihat dari Dekat Pembangunan Stasiun Bawah Tanah MRT di Senayan

Pembangunan stasiun bawah tanah MRT di Senayan terus digenjot. Lantai satu stasiun ini sudah terlihat bentuknya.  

Jika dilihat sepintas dari Jl Sudirman di depan Ratu Plaza/Kemendikbud maka seperti tak ada pekerjaan di lokasi pembangunan MRT ini. Hanya ada beberapa alat berat yang terparkir dan juga bekas-bekas galian. Proyek ini terlihat seperti proyek kosong, tanpa pekerja. 

Ternyata pengerjaan lebih banyak dilakukan di ruangan bawah tanah stasiun ini. Di lantai satu (lantai concourse) terlihat puluhan pekerja sedang meratakan cor-coran. Untuk mencapai lantai bawah ada tangga turun yang terletak di dekat jembatan penyerangan. 

Ruangan bawah tanah ini terlihat sangat luas. Panjangnya sekitar 200 meter, ada sekitar 30 orang pekerja yang bekerja lengkap dengan helm dan juga rompi. Beberapa pekerja menyemprotkan air dan menyapu air yang ada di lantai concourse. Air diperlukan untuk pembetonan agar hasil beton tidak retak-retak.  


Beberapa pekerja lainnya merapikan tumpukan besi. Di bagian lainnya ada pekerja yang meratakan semen dari hasil pembetonan yang sudah selesai dilakukan. 
Meski lokasinya sekitar 8 meter di bawah tanah, tak terlihat ada rembesan air dari dinding di lantai concourse stasiun ini. Air yang ada di lantai stasiun ini merupakan air yang sengaja disiramkan ke beton lantai agar tak retak. Sedangkan dinding beton yang berada di sisi-sisi stasiun tak terlihat ada rembesan airnya.  

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...