Skip to main content

Kasus Dwelling Time, Jokowi: Saya Marah yang Disajikan ke Saya Hanya Sajian

Polda Metro Jaya menyelidiki kasus dwelling time (masa tunggu bongkar muat) di Pelabuhan Tanjung Priok atas instruksi Presiden Jokowi yang kecewa dengan palayanan pelabuhan saat kunjungannya Juni lalu. Jokowi menemukan banyak hal tak sesuai, salah satunya soal dwelling time yang lama.

Bahkan Jokowi mengancam akan mencopot menteri, direksi BUMN pelabuhan, hingga operator di lapangan yang dianggap tak mampu mempersingkat dwelling time. Proses penyelidikan kasus menguak adanya dugaan suap, gartifikasi bahkan indikasi pemerasan yang dilakukan pejabat di Ditjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kemendag. Polisi juga sudah menetapkan 2 pejabat Kemendag Partogi Pangaribuan dan Imam Aryanta sebagai tersangka dalam kasus ini.

Setelah terungkap dugaan suap itu, Jokowi bercerita jika sudah mengingatkan harus ada perbaikan dwelling time. Dia memperingatkan para menko dan menteri terkait sejak 6 bulan lalu untuk memperbaiki dwelling time di 5 pelabuhan. Pelabuhan pertama adalah Tanjung Priok. Namun ternyata hasilnya mengecewakan.

"Dirapatkan 2-3 kali. Kemudian dua bulan lalu saya cek langsung di lapangan, kondisinya seperti apa, prosesnya saya ikuti. Saya melihat sebuah perjalanan yang nggak ada progres, hingga saya marah, yang disajikan ke saya hanya sajian," kata Jokowi kepada wartawan di sela-sela acara Kongres HKTI Oesman Sapta di Pondok Gede, Jaktim, Jumat (31/7/2015).

"Saya sampaikan saya akan copot, entah dirjen, menteri akan saya copot kalau begitu terus. Saya balik kok nggak ada reaksi apa-apa, saya minta melihat kondisinya seperti apa, dan betul itu hasilnya sekarang ini," tambahnya.

Jokowi mengaku tidak kaget ada pejabat Kemendag yang menjadi tersangka di kasus ini. Sebab Jokowi sudah melihat masalah yang ada di pelabuhan sejak 6 bulan lalu.

"Kaget gimana, kan sudah saya sampaikan 6 bulan lalu. Kaget gimana, kan sudah saya sampaikan 6 bulan lalu," kata Jokowi. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...