Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menuding ada persekongkolan antara oknum DPRD dan BPK RI saat tidak memberinya kesempatan bicara dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu. Selain itu juga soal pembatalan pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras di Jakarta Barat, Ahok geram.
"BPK menuduh saya, dan mungkin agak main sama DPRD nggak kasih saya omong. Ini sama kayak BPK kenapa saya ribut sama BPK," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2015).
"BPK menuduh saya ada main dengan DPRD. Nggak mau kasih saya ngomong. Dia menuduh saya beli RS Sumber Waras tanpa perencanaan," imbuhnya.
Padahal menurut Ahok, dalam kesepakatan dengan legislatif sudah sangat jelas tertulis program kesehatan Pemprov apa saja yang diprioritaskan. Sehingga rencana pembelian lahan RS Sumber waras sudah melalui pembahasan bersama, bukan dilakukan secara tiba-tiba.
"Di dalam memo kesepahaman dengan DPRD waktu itu APBD-P dengan Pak Ferrial (Ketua DPRD DKI periode lalu, Ferrial Sofyan), yang mendesak itu bidang kesehatan. Ditulis begitu jelas akan membeli sebagian lahan RS Sumber Waras untuk dijadikan rumah sakit jantung dan kanker. Jadi beli tanah, bukan ujug-ujug beli," kata Ahok.
"Ini ada MoU itu yang buat saya marah. Kalau kamu periksa, kalau saya maling, orang masih banyak yang maling. Saya mah senang. Periksa saja semua yang maling, tangkapin. Tapi kalau Sumber Waras saya bingung. Kamu menuduh kamu tidak ada perencanaan, ini ada," lanjutnya.
Ahok beralasan rencana pembelian sebagian lahan tersebut lantaran di wilayah Jakarta Barat belum ada rumah sakit khusus kanker dan jantung. Selain itu lokasinya juga strategis karena berdekatan dengan RS Kanker Dharmais.
"Sama kayak UPS dengan melihat MoU antara saya dan Ketua DPRD yang lama di situ jelas UPS ngaco. Bidang pendidikan nggak diprioritaskan. Dari sisi kesehatan, jelas prioritas nambah tanah bikin rumah sakit karena itu dekat dengan RS Dharmais," tutup dia.
"BPK menuduh saya, dan mungkin agak main sama DPRD nggak kasih saya omong. Ini sama kayak BPK kenapa saya ribut sama BPK," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2015).
"BPK menuduh saya ada main dengan DPRD. Nggak mau kasih saya ngomong. Dia menuduh saya beli RS Sumber Waras tanpa perencanaan," imbuhnya.
Padahal menurut Ahok, dalam kesepakatan dengan legislatif sudah sangat jelas tertulis program kesehatan Pemprov apa saja yang diprioritaskan. Sehingga rencana pembelian lahan RS Sumber waras sudah melalui pembahasan bersama, bukan dilakukan secara tiba-tiba.
"Di dalam memo kesepahaman dengan DPRD waktu itu APBD-P dengan Pak Ferrial (Ketua DPRD DKI periode lalu, Ferrial Sofyan), yang mendesak itu bidang kesehatan. Ditulis begitu jelas akan membeli sebagian lahan RS Sumber Waras untuk dijadikan rumah sakit jantung dan kanker. Jadi beli tanah, bukan ujug-ujug beli," kata Ahok.
"Ini ada MoU itu yang buat saya marah. Kalau kamu periksa, kalau saya maling, orang masih banyak yang maling. Saya mah senang. Periksa saja semua yang maling, tangkapin. Tapi kalau Sumber Waras saya bingung. Kamu menuduh kamu tidak ada perencanaan, ini ada," lanjutnya.
Ahok beralasan rencana pembelian sebagian lahan tersebut lantaran di wilayah Jakarta Barat belum ada rumah sakit khusus kanker dan jantung. Selain itu lokasinya juga strategis karena berdekatan dengan RS Kanker Dharmais.
"Sama kayak UPS dengan melihat MoU antara saya dan Ketua DPRD yang lama di situ jelas UPS ngaco. Bidang pendidikan nggak diprioritaskan. Dari sisi kesehatan, jelas prioritas nambah tanah bikin rumah sakit karena itu dekat dengan RS Dharmais," tutup dia.
Comments