Skip to main content

Terapkan Parking on Street, Ahok: Supaya Nggak Parkir Lama-lama

Mulai 1 Agustus mendatang, Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan tarif parkir di pinggir jalan (parkir on street). Kebijakan tersebut sengaja dibuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar pengendara tidak parkir terlalu lama.

"Inti parkir itu bukan soal duit, tapi bagaimana membuat Anda tidak lama-lama di situ. Tidak masuk ke tengah kota," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2015).

Ahok pun sengaja tidak membolehkan kendaraan-kendaraan parkir di dalam gedung yang terletak di tengah kota terlalu lama. Maka dia pun 'memaksa' warga memarkir kendaraannya di pinggir jalan agar bisa dikenai tarif.

"Anda juga nggak bisa parkir di dalam lama. Kita paksa Anda parkir di luar, sehingga kendaraan-kendaraan itu tidak masuk ke tengah (kota)," sambungnya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu ingin mendorong masyarakat Ibu Kota secara perlahan beralih ke kendaraan umum. Oleh karenanya, dia berniat terus menambah bus tingkat untuk melayani mobilitas warga.

"Makanya di tengah nanti daerah-daerah sini selain saya mau tambah bus tingkat gratis tadi, Anda juga nggak bisa parkir di dalam lama. Kalau pada masuk ke tengah (kota) kan, kekunci (macet) gitu loh," kata Ahok.

Secara terpisah, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan parking on street ini baru akan diterapkan di sejumlah wilayah terlebih dulu. Baru kemudian nantinya secara bertahap diberlakukan di seluruh wilayah Ibu Kota.

"Bagi area prime dan wilayah yang tidak begitu strategis. Kalau memungkinkan kalau sistemnya sudah bagus betul. Dua tahun atau tiga tahun lagi akan diterapkan di seluruh Jakarta," terang Djarot. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...