Skip to main content

Jadi Tempat Penampungan Pejabat, Rekening Honorer Ditjen Daglu Bernilai Rp 6 M

Seorang tenaga honorer di Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan diciduk polisi dalam kasus suap dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok. Pria berinisial MU ini ditetapkan sebagai tersangka setelah ditemukan rekening yang saldonya tidak wajar untuk sekelas honorer.

Sumber di kepolisian yang tergabung dalam Satgas Khusus menyebut, saldo di rekening MU ini mencapai miliaran rupiah.

"Nilainya sih cuma sekitar 5-6 miliar rupiah," bisik perwira polisi ini kepada detikcom, Kamis (30/7/2015).

MU pun bernyanyi dengan nyaring. Kepada polisi, MU mengakui jika uang di rekening itu bukanlah miliknya, melainkan milik atasannya.

"Dia ini cuma jadi penampungan saja sebenarnya," cetus sumber tersebut.

Ada banyak temuan barang bukti saat Satgas yang disupervisi Direkrimum Polda Metro Jaya Kombes Khrisna Murti dan Dirkrimsus Kombes Mujiyono serta Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Hengki Haryadi menggeledah ruangan Ditjeen Daglu Kemendag, pada Selasa (28/7) sore lalu.

Selain rekening fantastis milik MU, polisi juga menemukan duit 40 ribu USD di meja R, seorang staf di Ditjen Daglu Kemendag. Lagi-lagi, R yang masih berstatus sebagai saksi ini, juga mengakui jika uang itu bukan miliknya tetapi punya atasannya.

Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait hal ini. Kombes Khrisna Murti dan AKBP Hengki Haryadi memilih tidak berkomentar. Sementara Kombes Mujiyono tidak mengangkat teleponnya.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...