Skip to main content

Mantan Kadis Kebersihan: Jangan Saya Dong, Kasihan, Nanti Salah...




Mantan Kepala Dinas Kebersihan yang kini menjabat sebagai Kepala Kantor Perpustakaan Kepulauan Seribu, Saptastri Ediningtyas, terlihat canggung ketika ditanya mengenai jabatan barunya. Dia pun terburu-buru menghindar dari wartawan. 

"Jangan saya dong, kasihan, nanti salah. Tanya atasan saya saja ya," ujar wanita yang akrab disapa Tyas itu di Balai Kota, Jumat (31/7/2015).

Tyas pun segera pergi dari rombongan wartawan yang mengikutinya. Sambil memegang tangan para wartawan, dia pamit pergi untuk mengikuti atasannya.

"Sudah yah, sudah," ujar Tyas.

Hari ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali merombak jajaran birokrasi pejabat eselon III. Salah satu yang dilantik adalah Saptastri Ediningtyas.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan yang sudah dijadikan staf oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama itu tampak berbaris di antara jajaran pejabat eselon III yang dilantik, Jumat (31/7/2015).

Ternyata perempuan yang akrab disapa Tyas itu dilantik menjadi Kepala Perpustakaan Kepulauan Seribu. Adapun total pejabat eselon III yang dilantik hari ini adalah 24 orang.

Rinciannya, 6 pejabat Dinas Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI. Kemudian 5 pejabat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI, 4 pejabat Dinas Olahraga dan Pemuda DKI, 4 pejabat Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI, 2 pejabat Badan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, Wakil dan Sekretaris Bazis DKI, serta 1 pejabat Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Tinia Budianti mengakui bahwa Mantan Kepala Dinas Kebersihan Saptastri Ediningtyas turun jabatan di bawah tanggung jawabnya.

Tyas saat ini bertugas sebagai Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kepulauan Seribu. Meski turun jabatan dari eselon II menjadi eselon III, Tinia mengatakan bahwa Tyas tetap dipercaya mengisi jabatan manajerial.

"Karena kalau sudah yang namanya eselon, itu manajerial skill-nya yang dibutuhkan. Kalau teknis kita punya staf-staf teknis, ada pejabat fungsional. Tapi di sini bagaimana me-manage SDM-nya. Bu Tyas dianggap masih punya kemampuan me-manage dan mengelola di level eselon III," ujar Tinia di Balai Kota DKI, Jumat (31/7/2015).

Tinia mengatakan jabatan Tyas saat ini merupakan hasil dari tim pertimbangan jabatan. Jabatan kepala kantor perpustakaan di Kepulauan Seribu dinilai paling cocok untuk Tyas saat ini.

Tinia juga menambahkan, untuk ke depannya, Tyas bisa saja naik jabatan lagi. Dia mengingatkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama bahkan sudah menjanjikan hal itu.

"Kan Pak Gubernur juga mengatakan bahwa yang dirotasi, ketika dia ikut lelang, ketika dia diperlukan lagi karena keahliannya, bisa saja diusulkan lagi," ujar Tinia.

Dia berharap dalam jabatan barunya ini, Tyas bisa lebih fokus dan berani dalam bekerja. Selain itu, Tyas diharapkan lebih sering turun ke lapangan.

"Memang kita membutuhkan pejabat yang fokus dan punya keberanian. Mau turun ke lapangan, jadi bukan hanya sekadar teoretis tapi juga mau turun ke lapangan, sesuai tuntutan masyarakat untuk pelayanan di bidang itu," ujar Tinia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merombak jajaran birokrasi pejabat eselon III. Mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptastri Ediningtyas yang sudah dijadikan staf oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ikut berbaris dalam jajaran pejabat eselon III yang dilantik.

Adapun total pejabat eselon III yang dilantik hari ini adalah 24 orang. Dengan rincian 6 pejabat Dinas Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI. Kemudian 5 pejabat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI, 4 pejabat Dinas Olahraga dan Pemuda DKI, 4 pejabat Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI, 2 pejabat Badan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, Wakil dan Sekretaris Bazis DKI, serta 1 pejabat Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...